بســـــم الله الرحمن الرحيم

"Keikhlasan"

Menurut Al-Qur`an, bukanlah kerja keras, bukan kelelahan, bukan pula mencapai penghormatan atau cinta dari orang lain yang disebut sebagai kriteria keunggulan, melainkan keyakinan mereka akan Islam, amal baik yang mereka kerjakan untuk mendapatkan keridhaan Allah, dan niat baik mereka yang terpelihara dalam hati. Itulah yang disebut kriteria yang unggul di hadapan Allah. Allah menyatakan hal ini di dalam Al-Qur`an,

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (al-Hajj [22]: 37)

Sebagaimana disebutkan di atas, amalan yang dilakukan seseorang dengan menyembelih seekor binatang karena Allah, akan dinilai-Nya bergantung pada ketaatan atau rasa takutnya kepada Allah. Daging atau darah bintang apa pun yang disembelih dengan menyebut nama Allah itu tidak ada nilainya di hadapan Allah jika amalan tersebut tidak dilakukan karena Allah. Di sinilah, faktor-faktor pentingnya adalah niat baik dan keikhlasan kepada Allah saat menjalankan suatu perbuatan atau peribadatan kepada Allah. Karena itu, seorang manusia tidak akan meningkat kemuliaannya di mata Allah hanya karena amal, ibadah, sikap, dan kata-kata baiknya. Tentu saja semua itu adalah perbuatan yang harus dilakukan seorang muslim sepanjang hidup mereka untuk mendapatkan balasan yang besar di hari pembalasan. Akan tetapi, faktor terpenting yang harus diperhatikan saat memenuhi semua perbuatan itu adalah tingkat kedekatan yang dirasakan seseorang dengan Allah. Yang penting bukanlah banyaknya perbuatan yang kita lakukan, melainkan bagaimana seseorang berpaling kepada Allah dengan kebersihan dan keikhlasan hati.

Keikhlasan berarti memenuhi perintah Allah tanpa mempertimbangkan keuntungan pribadi atau balasan apa pun. Seseorang yang ikhlas akan berpaling kepada Allah dengan hatinya dan hanya ingin mendapatkan ridha-Nya atas setiap perbuatan, langkah, kata-kata, dan do’anya. Jadi, ia benar-benar yakin kepada Allah dan mencari kebajikan semata. Menurut Al-Qur`an,

“... Sesungguhnya, orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (al-Hujurat [49]: 13)

Dalam banyak ayat Al-Qur`an, ditekankan agar perbuatan baik itu dilakukan hanya untuk mendapatkan keridhaan Allah. Akan tetapi, beberapa orang berusaha untuk mengabaikan kenyataan ini. Mereka tidak pernah berkaca pada kebersihan niat di dalam hati mereka saat melakukan suatu pekerjaan, memberi nasihat, menolong orang, atau berkorban. Mereka percaya bahwa perbuatan mereka sudah cukup, dengan menganggap bahwa mereka telah menunaikan tugas agama. Di dalam Al-Qur`an, Allah mengatakan kepada kita tentang mereka yang berusaha sepanjang hidupnya, namun sia-sia. Jika demikian halnya, mereka akan dihadapkan pada situasi berikut ini di hari pembalasan.

“Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan.” (al-Ghaasyiyah [88]: 2-3)

Karena itulah, manusia akan menghadapi satu dari dua situasi tersebut di hari akhir. Dua orang yang telah mengejar pekerjaan yang sama, mencurahkan usaha yang sama, dan bekerja dengan kebulatan hati yang sama sepanjang hidup mereka, bisa mendapatkan perlakuan yang berbeda di hari akhir. Mereka yang membersihkan dirinya akan dibalas dengan kebahagiaan surga yang memikat, sedangkan mereka yang meremehkan nilai keikhlasan saat berada di dunia ini akan mengalami penderitaan neraka yang tiada akhir.

Islamic Forum pada 15 November 2009 jam 7:12

No comments:

Post a Comment