بســـــم الله الرحمن الرحيم

Pemimpin Menurut Islam

Gampang diucapkan tetapi sulit dicari dan direalisasikan. Itulah kalimat yang saya kira tepat untuk “Pemimpin” di zaman sekarang ini khususnya negeri tercinta Indonesia.

Secara harfiah pemimpin adalah seseorang yang berwenang memberikan perintah, perlindungan, dan aturan kepada yang dipimpinnya baik terpaksa ataupun tidak, baik disenangi atau tidak. Orang biasanya menginginkan posisi sebagai pemimin dengan berbagai alasan termasuk alasan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Kerja keras, waktu, dana, bahkan kehormatan mereka korbankan untuk memperoleh jabatan pemimpin.

Pemimpin menurut Islam adalah harapan kita semua karena mereka yang patut menjadi pemimpin harus memiliki kriteria yang sesuai dengan Islam (Al-Quran & Sunnah). Dengan pemimpin yang memenuhi kriteria tersebut Insya Allah, Ia dan Umat yang dipimpinnya akan selamat di dunia dan diakherat.

Diantara Kriteria seorang pemimpin menurut Islam adalah :

• Niat yang benar : Hanya mengharapkan keridloan Allah SWT
• Laki-laki : Selama ada laki-laki yang baligh, sholeh dan mampu. Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan. Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Tidak akan beruntung kaum yang dipimpim oleh seorang wanita (Riwayat Bukhari dari Abu Bakarah Radhiyallahu’anhu)
• Tidak menerima jabatan : (Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
• Taat kepada Allah : Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah berfirman,”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49). Jika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya dicopot dari jabatannya.
• Adil : Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir). Bersikap adil kepada semua pemeluk agama dan memberikan jaminan dan hak-hak mereka untuk bisa hidup dengan damai di bawah jaminan dirinya. Tetapi bersikap tegas bila terjadi kecurangan dan pelanggaran antara sesama pemeluk agama. Amanah, bertanggung jawab. Maksudnya adalah melaksanakan aturan-turan yang ada dengan sebaik-baiknya dan bertanggungjawab terhadap peraturan yang telah dibuat. Dan tentunya peraturan yang dibuat itu yang berpihak kepada rakyat.
• Jujur : Apa yang disampaikan kepada masyarakat harus dilaksanakan, dan apa yang dikatakannya harus sesuai dengan perbuatannya.
• Beriman dan beramal saleh : Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.
• Mendengar suara yang dipimpinnya : Rasulullah SAW bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
• Berilmu : Para pemimpin harus mempunyai ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Karena dengan ilmu ini maka akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik dalam bentuk pembangunan fisik maupun spiritual, baik pemabanugnan infrastruktur maupun pembangunan manusianya itu sendiri.
• Menasehati rakyat : Rasulullah SAW bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”
• Tidak Menerima Hadiah : Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti atau kemungkinan dia mempunyai maksud tersembunyi dibalik pemberiannya, entah ingin mendekati atau mengambil hati. Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin bersikap preventif dengan menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda,” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).
• Lemah Lembut : Doa Rasullullah,’ Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya.
• Tidak Meragukan Rakyat : Rasulullah bersabda,” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).
• Memanfaatkan jabatannya ini untuk ibadah : Jabatan sebagai pememimpin harud digunakan untuk kepentingan yang dipimpinnya sesuai dengan aturan Allah dan Rasulnya, bukan untuk cari kekayaan baik buat diri, keluarga atau kelompoknya.

From:
Http://persatuanislam.wordpress.com/2009/06/01/pemimpin-islami.

Islamic Forum pada 06 Juli 2009 jam 21:10

No comments:

Post a Comment